Selasa, 07 Desember 2010
Jendela Kreatifitas Member Suluh Minggu Ini
KETIKA AKU TAK BISA TIDUR
:kau yang kutemui di sela senja itu
aku tahu ini sudah malam --dinihari bahkan
tapi yang kuingat malah senja, sejewantah
siluet meredup-nyala pertemuan kita.
tapi tetap saja ini malam, dan terlalu cepat
untuk senja memerah pipinya kupuji-puja
sekarang. pun itu karena kau ada. ada karena kau.
aku ingin tidur, sebab aku mengantuk. hanya
ada yang menyalak di bawah bantalku yang
botak, seolah tak sudi untuk kepala diletak.
lalu kuangkat bantalku, ada rindu meringkuk
seperti janin di rahim ibu. janin usil yang merubah
jenis kelaminnya tiap lima menit waktu. rindu
mungil nan gempal, rindu yang tak mampu
kutahan; untuk kucubiti pelan-pelan
rindu itu mendadak berteriak. macam merak
dicolek-goda sekelompok gagak yang bersaing
dengan setengger jalak. hingga riuh begitu
meledak. pekik mengacak kantung mataku
yang remang. aku jadi rindu suaramu, rindu
apa-apa tentang kau. kudamba.
aku ingin tidur, tapi waktu masih saja berjalan
seperti langkah kakimu yang menyisa jejak
di mataku. menyisa waktu yang berceceran
dan kuhitung-hitung; satu rindu, dua rindu
satu waktu, rindu berlalu, tiga rindu, em...
...zzzz....
(Malang 2010)
:kau yang kutemui di sela senja itu
aku tahu ini sudah malam --dinihari bahkan
tapi yang kuingat malah senja, sejewantah
siluet meredup-nyala pertemuan kita.
tapi tetap saja ini malam, dan terlalu cepat
untuk senja memerah pipinya kupuji-puja
sekarang. pun itu karena kau ada. ada karena kau.
aku ingin tidur, sebab aku mengantuk. hanya
ada yang menyalak di bawah bantalku yang
botak, seolah tak sudi untuk kepala diletak.
lalu kuangkat bantalku, ada rindu meringkuk
seperti janin di rahim ibu. janin usil yang merubah
jenis kelaminnya tiap lima menit waktu. rindu
mungil nan gempal, rindu yang tak mampu
kutahan; untuk kucubiti pelan-pelan
rindu itu mendadak berteriak. macam merak
dicolek-goda sekelompok gagak yang bersaing
dengan setengger jalak. hingga riuh begitu
meledak. pekik mengacak kantung mataku
yang remang. aku jadi rindu suaramu, rindu
apa-apa tentang kau. kudamba.
aku ingin tidur, tapi waktu masih saja berjalan
seperti langkah kakimu yang menyisa jejak
di mataku. menyisa waktu yang berceceran
dan kuhitung-hitung; satu rindu, dua rindu
satu waktu, rindu berlalu, tiga rindu, em...
...zzzz....
(Malang 2010)
Karya Dian Novitasari Darmawan
Salamku Buat Ibunda
Ibu...
Apa kabarmu hari ini?
Adakah kau sempat rehat sejenak
Dari bangunmu pagi tadi
Saat Sang mentari masih belum beranjak dari peraduannya
Memasak makan pagi buat keluargamu
Meski kantuk masih terasa di pelupuk matamu
Menyiapkan baju yg akan dipakai ayah
Yang engkau setrika rapi penuh cinta
Tak lupa memeriksa tas sekolah adik
Supaya tak ada yg terlupa
Aku tahu engkau lelah
Itu terlihat dari parasmu
Tapi engkau tetap tersenyum ramah
Dan menganggap semua itu lalu
Ibu...
Kini aku berada jauh darimu
Bukan ku tak cinta
Bukan ku tak sayang
Aku hanya ingin menguji kasihku padamu
Adakah jarak membuatku melupakanmu?
Adakah jarak membuatku alpa akan dirimu?
Dan adakah jarak meghilangkanmu dari benakku?
Tidak,ibu...
Tidak,,
Aku malah semakin menyayangimu
Aku jadi merindumu
Dari jauh kusampaikan ,,
Aku sangat mencintaimu...
( Dumai, November 2010)
Ibu...
Apa kabarmu hari ini?
Adakah kau sempat rehat sejenak
Dari bangunmu pagi tadi
Saat Sang mentari masih belum beranjak dari peraduannya
Memasak makan pagi buat keluargamu
Meski kantuk masih terasa di pelupuk matamu
Menyiapkan baju yg akan dipakai ayah
Yang engkau setrika rapi penuh cinta
Tak lupa memeriksa tas sekolah adik
Supaya tak ada yg terlupa
Aku tahu engkau lelah
Itu terlihat dari parasmu
Tapi engkau tetap tersenyum ramah
Dan menganggap semua itu lalu
Ibu...
Kini aku berada jauh darimu
Bukan ku tak cinta
Bukan ku tak sayang
Aku hanya ingin menguji kasihku padamu
Adakah jarak membuatku melupakanmu?
Adakah jarak membuatku alpa akan dirimu?
Dan adakah jarak meghilangkanmu dari benakku?
Tidak,ibu...
Tidak,,
Aku malah semakin menyayangimu
Aku jadi merindumu
Dari jauh kusampaikan ,,
Aku sangat mencintaimu...
( Dumai, November 2010)
Karya Ika Ta'Kan Putus Asa
Balada Pengemis Tua
Bersimpuh ia bersila
ditepian jalan penuh onak
menengadahkan topi butut carut marut
demi sebuah kata
:hidup
Buntu lagilagi memekik dalam ayunan migren
pun, irama perut mengiringi dentuman hati menggerus kristalkristal suci
Kaki berucap ingin beranjak
tapi tak kuat
rapuh telah menepuh
:sepuh
Malu tertunduk dalam tatapan nista seribu bahasa
apa daya, rima batinnya lirih
Untuk amanah suci menanti tercabutnya ruh dalam ketakberdayaan bersama rapuh dalam senja yg telah menua tanpa sanak tanpa saudara
Di tepi jalan itu ia masih bersimpuh tertunduk dalam sila bersama topi butut carut marut. . .
JKT,30112010
Rouzix Zahra as_syeefa
Bersimpuh ia bersila
ditepian jalan penuh onak
menengadahkan topi butut carut marut
demi sebuah kata
:hidup
Buntu lagilagi memekik dalam ayunan migren
pun, irama perut mengiringi dentuman hati menggerus kristalkristal suci
Kaki berucap ingin beranjak
tapi tak kuat
rapuh telah menepuh
:sepuh
Malu tertunduk dalam tatapan nista seribu bahasa
apa daya, rima batinnya lirih
Untuk amanah suci menanti tercabutnya ruh dalam ketakberdayaan bersama rapuh dalam senja yg telah menua tanpa sanak tanpa saudara
Di tepi jalan itu ia masih bersimpuh tertunduk dalam sila bersama topi butut carut marut. . .
JKT,30112010
Rouzix Zahra as_syeefa
Karya Dian 'Sisy' Arlika
AKU ADALAH PEREMPUAN LIAR DALAM SELIMUT MU
cinta yang kau minta dengan iba dan rayu
menjadi bomerang untuk ku
jelas ini bukan bumbu penyedap percintaan
kukatakan ini adalah serbuk penyiksaan yang kau bungkus kedalam selimut ku. lalu kau balutkan ke tubuh ku yang baru diserang sakit
kau jilati tubuh ku dengan lidah mu yang kau olesi bubuk cabe dari seorang balian
kau tahu, jauh sebelum kita mengulum senja kala itu
aku adalah perempuan yang liar terhadap dunia dan aturan dalam undang-undang yang tak pernah disahkan oleh siapapun
tetapi aku selalu menjajakan cinta pada makhluk iba
yang ku kenal lewat rutinitas tengah malam, sore atau siang
begitulah,
ku pikir kau begitu curiga
padahal curiga selalu membuang wajah ku dalam rindu
ketika kau melihat bening mata ku
kau katakan seperti sedang meminum juice sambil menyelam dalam sungai jernih
dan aku menunggu mu di tepian, siap menghangatkan mu jika tubuh mu yang di denyar cahaya menjadi dingin. Sambil ku dedahkan pesona ku kepada setiap baha duri yang tersesat mencari cinta maka aku siap membelatikan sisa ciuman ku yang memburaikan syahwat.
Teras Puitika, 5 Nov 2009
cinta yang kau minta dengan iba dan rayu
menjadi bomerang untuk ku
jelas ini bukan bumbu penyedap percintaan
kukatakan ini adalah serbuk penyiksaan yang kau bungkus kedalam selimut ku. lalu kau balutkan ke tubuh ku yang baru diserang sakit
kau jilati tubuh ku dengan lidah mu yang kau olesi bubuk cabe dari seorang balian
kau tahu, jauh sebelum kita mengulum senja kala itu
aku adalah perempuan yang liar terhadap dunia dan aturan dalam undang-undang yang tak pernah disahkan oleh siapapun
tetapi aku selalu menjajakan cinta pada makhluk iba
yang ku kenal lewat rutinitas tengah malam, sore atau siang
begitulah,
ku pikir kau begitu curiga
padahal curiga selalu membuang wajah ku dalam rindu
ketika kau melihat bening mata ku
kau katakan seperti sedang meminum juice sambil menyelam dalam sungai jernih
dan aku menunggu mu di tepian, siap menghangatkan mu jika tubuh mu yang di denyar cahaya menjadi dingin. Sambil ku dedahkan pesona ku kepada setiap baha duri yang tersesat mencari cinta maka aku siap membelatikan sisa ciuman ku yang memburaikan syahwat.
Teras Puitika, 5 Nov 2009
Karya Afdal Afwan
PERSEMBAHAN
sebelum senja, di daerah terlarang
dara rela saja dibikin korban;
dihunus dengan belati berulangkali,
padahal dibelatinya ada setan.
dara telah gelap mata, dan disangkanya
inilah persembahan sebagai tanda pengorbanan
dari segala ketulusan dan kemurnian yang diberi nama, cinta!
tapi malam harinya
apakah segalanya masih tetap biru?
atau sekedar nuruti naluri yang memburu?
sedangkan tubuhnya dilumuri darah,
warna darahnya merah kehitaman
jadi jejak sesal abadi!
sebelum senja, di daerah terlarang
dara rela saja dibikin korban;
dihunus dengan belati berulangkali,
padahal dibelatinya ada setan.
dara telah gelap mata, dan disangkanya
inilah persembahan sebagai tanda pengorbanan
dari segala ketulusan dan kemurnian yang diberi nama, cinta!
tapi malam harinya
apakah segalanya masih tetap biru?
atau sekedar nuruti naluri yang memburu?
sedangkan tubuhnya dilumuri darah,
warna darahnya merah kehitaman
jadi jejak sesal abadi!
Karya Q Alexander Setiawan
Kalam
Ilalang meliuk bak penari bar
mendeskripkan lantangan angin merajai lamunan
sepenggal ranting bertaut
melahirkan kidung penantian
menebar senyum haus perasaan
ilalang pun tertunduk malu
menyaksikan desiran angin berlalu
hanya kalam..
hanya kalam Laa Ilaaha illallah Muhammadurrasulullah;
mampu menguasai hati perih
Ilalang meliuk bak penari bar
mendeskripkan lantangan angin merajai lamunan
sepenggal ranting bertaut
melahirkan kidung penantian
menebar senyum haus perasaan
ilalang pun tertunduk malu
menyaksikan desiran angin berlalu
hanya kalam..
hanya kalam Laa Ilaaha illallah Muhammadurrasulullah;
mampu menguasai hati perih
Karya Mumbang Tuanku
Anjing Itu Hapal Namamu
sesakit apa jiwa jikalau anjing itu selalu berteriak namamu
dalam gonggong yang kejam
seperti ta'i kau berkata-kata
persetan wibawa hanya bisa menjilat sekeping logam
demi harga diri yang tertataih
anjing itu juga sesekali menyebut namaku
sebentar lagi mungkin nama petinggi
atau anjing lupa
kalau kita sedang tertawa
(Mumbang)