Jumat, 15 Januari 2010
ADA LUKA DAN TANGIS
From: SANGGAR SULUH
Karya:
Qur'anul Hidayat (Mahasiswa Sastra Indonesia Undip)
mengguyurlah samudera menikahi angin
melerailah tanah menikahi debu
menceburlah angin menikahi daun
merentanglah langit menikahi hujan
memendarlah bulan menikahi mentari
Aku?
airmataku belum lagi terampai di semak
tergepar bermandi peluh yang kau tumpahkan
disini, dikota yang berbau kotoran tikus aku menanti
bilamana ada surat itu tersimpan
aku memintanya
ada derita lagi yang kau hunus
dengan mata pisau cakapmu aku semput menahan
melati kemaren yang kau gantungkan pun
telah ku sanding dekat daki penantian
biar nanti kau tidak bertanya
kemana aku dengan sebakul rindu yang kau timba tiap malam lalu kau cuah dalam periuk rumah seberang
".kita saksi bulan itu menari."
begitukan cara kita melerai pagi
membungkusnya dengan sekantong cinta
lalu kau mandikan aku dengan cerita tentang seorang anak yang mati kelaparan
begitu kita memeluk pagi
langsung kau hulurkan selendangmu di lenganku
".lekas, cari bukit untuk kita menari" begitukan caramu
tangismu tetap ku salai walau kini entah kapan kau mau
sejenak menjemput, mengatakan apa tangis itu salah alamat
aku juga ingin bertanya
tentang surat itu
tentang persetubuhan dengan malam yang kau siar
kini aku menanti
bilamana kau ingin kembali. catat dengan pensil sepimu
ada luka tangis yang mesti kau jemput. Segera
mengguyurlah samudera menikahi angin, melerailah tanah menikahi debu, menceburlah angin menikahi daun, merentanglah langit menikahi hujan
memendarlah bulan menikahi mentari
Karya:
Qur'anul Hidayat (Mahasiswa Sastra Indonesia Undip)