Jendela Kreatifitas SANGGAR SULUH

From: SANGGAR SULUH

telah lama ya pak
aku menjarah diriku
dengan tukul besi, tang, tongkat dan obeng
menggerus darah yang saban tak mau pergi
dengan itu
aku selalu ingin merapal derita
agar selalu terpanjatkan dalam aku berdiri
bukankah telah lesap ini dan itu
dengan penghapus maru apakah
telah terkapai di sepeti lelah

telah lama ya pak
aku tak mulai kembali membaca
bendaharaan yang kau parkirkan setiap hari
dan kau jejerkan di sampingku meniti
dengan sekejap mem-puah
parau ia sudah
lemas ia telah
kusut ia itulah
kusam dalam kitab bertulis tangan
yang sampai sekarang
tak lagi kupacari

telah lama ya pak
aku tak menopang ingsut bahumu
yang semakin tertindih aroma tanah basahku
hanya aku yang mengisap nafasmu
sedaklah jadinya kau dipelataran masjid
melerai mimpimu tentang pedang yang semakin tumpul
terpegap dengan kereta yang kehabisan bensin
aku tahu
tapi tahuku terpukul ketidaktahuanku
untuk tahu membuatmu bahagia

telah sangat lama ya pak
kita tak bertatap muka
mencandu malam dengan hakikat dan sebab
kau bercerita
aku mendengar, hm kadang juga bertanya
hingga kau kadang risau dengan air dipikiranku yang mengalir deras
tapi dengan cepat kau buat alur air itu
pada jalannya jalan
pada sebabnya sebab

mungkin telah lama juga ya pak
aku mencangkul alfatiha
untuk nanti kutanam sebutir do'a yang dulu
hampir setiap rakaat ku jalarkan
(atau rakaat dimakan ulat)
dengan peniti kurekatkan pada benih
biar tumbuh dan berisi

sudah lama ya pak
kau selalu tetap mengelap keringat dimataku
biar ia jernih memandang dunia

Semarang,1 Maret 2010
Qur'anul Hidayat Idris